Dangdut di Tengah Pengaruh Fashion Barat, India, dan Korea

Seperti halnya standar tubuh ideal perempuan, pada era globalisasi, pengaruh fashion dari luar negeri pun dapat dengan pesat menyebar di kalangan khalayak Indonesia lewat macam-macam media seperti majalah berskala internasional, media massa lokal, dan internet. Perkembangan dunia perdagangan yang diiringi dengan kemajuan teknologi komunikasi dalam proses globalisasi memicu terjadinya integrasi budaya-budaya dan pada akhirnya, melahirkan suatu keseragaman di berbagai kelompok masyarakat.

Standar kecantikan dan penampilan dari Barat merupakan salah satu hal yang kerap diacu oleh orang-orang Asia, tidak terkecuali oleh para penyanyi dangdut perempuan dari dekade ke dekade. Gaun, rok mini, bahan kulit hitam, sepatu hak tinggi, serta sepatu bot merupakan contoh pengaruh Barat dalam gaya berbusana para penyanyi dangdut perempuan.

Tahun 1990-an dalam video klip “Bisik-Bisik Tetangga”, Elvy Sukaesih terlihat secara bergantian mengenakan jaket fringe (yang biasa dikenakan cowboy) cokelat, jaket kulit hitam, topi fedora, topi baret, dan gaun merah panjang, serta rambut panjang dan poni yang mengembang sesuai tren yang sedang berkembang di Barat saat itu. Tahun 2009, dalam video klip “Cinta Satu Malam”, Melinda tampak mengenakan mini dress tanpa lengan warna kelabu gemerlap, sepatu bot setinggi paha warna hitam, dan anting bulat besar. Gaya semacam ini dapat dengan mudah ditemukan pada penyanyi-penyanyi Amerika Serikat seperti Jennifer Lopez, Britney Spears, atau Beyonce.

Pada peringatan hari jadi stasiun televisi NET. ke-5 tahun 2018, Via Vallen tampil membawakan lagu “Sayang” dengan gaya androgini mengenakan setelan blazer dan celana panjang biru, sepatu sneaker putih, sementara rambut panjangnya dibiarkan terurai. Via Vallen mengenakan setelan blazer dan celana panjang biru, sepatu sneaker putih, sementara rambut panjangnya dibiarkan terurai. Penampilan androgini seperti ini pernah terlihat di sejumlah selebritas Barat sejak abad 20 seperti Marlene Dietrich dan Katherine Hepburn serta sejumlah model yang memperagakan busana dari desainer-desainer ternama seperti Chanel dan Yves Saint Laurent.

Berikutnya, ada fashion India yang diperlihatkan penari-penari latar Cucu Cahyati dalam video klip “RT 5 RW 3” yang mengenakan sari. Fashion senada juga ditunjukkan terlebih dahulu oleh Ellya Khadam dalam penampilan langsung dan video-video klipnya seperti “Boneka India”, “Janji”, dan “Pengertian”, serta Itje Trisnawati ketika membawakan “Bunga dan Kumbang”.

Selain dari India, fashion dari negara Asia lainnya seperti Korea dan Jepang juga ditampilkan dalam pertunjukan dangdut penyanyi perempuan. Pengaruh fashion Korea di Indonesia tidak terlepas dari menyebarnya budaya pop Korea (atau dikenal dengan istilah Korean Wave) yang meliputi musik (KPop), serial televisi dan film, dan video game sejak awal tahun 2000-an. Dalam musik dangdut, pengaruh Korean Wave bisa terlihat dalam video klip “Sik Asik” yang dibawakan Ayu Ting Ting. Tidak hanya dari segi busana, pengemasan video klip, koreografi, serta aransemen musik pada lagu tersebut pun disesuaikan dengan format KPop.

Dalam video tersebut, terlihat beberapa kostum yang dikenakan Ayu. Pertama, baju lengan panjang dan rok pendek berwarna pastel. Lalu, ada dress berbahu lancip (pointed shoulder) hitam ber-sequin dan coat hitam panjang dengan kerah besar warna putih. Dari segi penampil yang ada di video “Sik Asik”, pembuat video memilih model laki-laki berwajah oriental. Hal ini semakin mendekatkan dangdut yang dibawakan Ayu dengan KPop yang mempresentasikan wajah-wajah seperti model laki-laki tersebut.

Mengenai pengaruh KPop dalam musik dangdut yang dibawakannya, Ayu Ting Ting sendiri mengakuinya dalam sebuah wawancara, “…Orang kan ada bosannya juga, makanya mau buat yang baru. Dangdut saya campur dengan nuansa K-Pop," (Kompas.com, 17 Januari 2012). Berangkat dari argumentasi bahwa globalisasi memicu keseragaman atau irisan-irisan dalam fashion di berbagai tempat, gaya berbusana ala Korea dapat dilihat memiliki kemiripan dengan fashion Barat. Sebagai contoh, jika kita membandingkan busana yang dikenakan selebritas Barat, Korea, dan Indonesia maka kita akan menemukan sejumlah fashion item dan kombinasi pakaian yang serupa. Blazer dan sepatu hak tinggi adalah contoh-contoh fashion items yang menjadi irisan dalam gaya busana ketiga selebritas tersebut.

Bukti lainnya, dalam video klip “Nobody But You” yang dibawakan girl band Korea Wonder Girls, terlihat fashion tahun 1960-an yang berkembang di Barat: rambut bersanggul, dress gemerlap, sarung tangan, dan sepatu hak tinggi. Sementara dalam video klip “Sik Asik”, dress berbahu lancip yang dikenakan Ayu juga ditemukan pada selebritas Barat seperti Victoria Beckham, Lady Gaga, dan Rihanna. Yang membedakan fashion Barat dan Korea ini terletak pada modifikasi detail.

Masih dari fashion Korea, gaya rambut merupakan aspek lain yang dapat disoroti. Banyak penyanyi KPop yang tampil dengan rambut dicat lebih terang. Hal ini dapat mengindikasikan kecantikan rambut warna terang yang kerap direpresentasikan media-media Barat dan kemudian diikuti oleh orang-orang Asia yang secara alami memiliki rambut berwarna gelap. Penampilan rambut yang dicat dapat ditemukan misalnya pada Ayu Ting Ting, Inul Daratista, Trio Macan, dan masih banyak lainnya.

Penampilan fashion Barat, India, dan Korea sebagaimana dijabarkan di atas mengindikasikan beberapa hal. Pertama, gaya berbusana ala Barat menunjukkan kesan glamor dan mewah. Kedua, fashion India dalam musik dangdut tidak terlepas dari pengaruh musik India dalam dangdut sendiri. Hal ini juga berlaku dalam konteks dangdut bercampur KPop seperti dalam lagu “Sik Asik”. Ketiga, hibriditas yang terdapat pada fashion dan musik dangdut menunjukkan upaya pelaku-pelaku dalam industri dangdut untuk meraih perhatian khalayak yang lebih luas dan menghindarkan kejenuhan bagi pengonsumsi musik ini, sebagaimana yang diutarakan Ayu Ting Ting dalam wawancara dengan Kompas.com. Selain itu, penampilan penyanyi-penyanyi dangdut yang bervariasi dan terus berubah sesuai tren juga dapat dipandang sebagai upaya produsen untuk mengungkapkan bahwa dangdut tidak ketinggalan zaman, mulai dari segi musikalitas hingga pengemasan penampilan.

Referensi

Ayu Ting Ting: Dangdut Campur K-Pop. (2012) Kompas.com. Diakses dari https://bola.kompas.com/read/2012/01/17/18242867/
Ayu.Ting.Ting.Dangdut.Campur.K-Pop