Musik dangdut memang sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia dan sudah selayaknya para sineas lokal lebih banyak dan berani bereksplorasi untuk membuat film-film dokumenternya. Salah satu yang sudah rilis adalah film bertajuk Tarling is Darling karya Ismail Fahmi Lubis.
Film tersebut mengangkat cerita nyata kehidupan manusia dalam sebuah panggung bernama musik tradisional ‘tarling dangdut’ yang terkenal karena tarian erotisnya di Indramayu, sebuah daerah peisisir di utara pulau Jawa. Dan disinilah juga terjadi benturan dengan para ulama setempat yang menganggapnya merusak moral.
Dengan mengangkat sosok tokoh Jaham sebagai penulis lagu tarling dangdut serta Ipung, produser musik yang bertugas merekrut dan meluncurkan bakat baru yang bermimpi menjadi terkenal. Dikelilingi oleh wanita muda, membuat istri jaham cemburu dan sakit. Namun tantangan besarnya bagi Jaham berasal dari ulama di daerahnya yang menginginkan Jaham menulis lagu-lagu bernuansa Islami. Dengan bantuan seorang penyanyi erotis, Jaham meracik karya dangdut religinya.
Film dokumenter ini rupanya memakan waktu produksi yang panjang yaitu dari kurun waktu tahun 2014 hingga 2017. Nyatanya mereka berhasil memperoleh kepercayaan penuh dari karakter-karakter yang terlibat dalam film ini untuk merekam momen-momen paling intim.
“Tarling Dangdut, musik yang sexy dan menggoda. Indonesia harus bangga dengan musik asli Indonesia, suling sunda, gendangan jaipongan, intonasi yang konstan khas gamelan, gitar yang melengking adalah perpaduan kontemporer musik ini berkembang sesuai jamannya. “Ini bukan film tentang musik Tarling dangdut, ini tentang kehidupan bernuansa Tarling Dangdut.” beber Ismail dalam salah satu postingan akun sosial medianya. (leo)