09 February 2019

Alunan irama musik dangdut tampaknya akan terus menggema di bumi nusantara bahkan kini merebak ke mancanegara. Kendati selera musik masyarakat terus digoyang dengan kemunculan musik-musik baru dan sering perkembangan terknologi yang menyebabkan musik semakin didominasi unsur elekronik. Namun musik dangdut tetap terdengar hingga ke pelosok kampung bahkan revolusi musik dangdut seakan turut berjalan sesuai dengan jaman. Lantas kenapa dangdut menjadi musik kegemaran dan masih tetap eksis dimasyarakat kita? Berikut ini fakta sederhananya.

 

Musik Merakyat

Hingga detik ini pun masih banyak yang mengatakan musik dangdut itu kampungan. Dalam konteks musik ini sangat hidup diperkampungan memang benar. Sedari pagi hingga larut malam musik dangdut terus diputar  dari rumah-rumah petak, warung-warung pinggiran sampai bus-bus perjalanan antar kota.

Dipemukiman padat penduduk dan gang-gang sempit ibukota, dangdut juga menjadi musik wajib masyarakatnya. Para pekerja sektor informal dan ibu rumah tangga juga ikut mendengarkan radio dangdut untuk menemani mereka bekerja. Karena pendengar setia adalah rakyat menengah kebawah, maka tak jarang dangdut disebut musiknya rakyat.

 Lirik Yang Dekat Dengan Kehidupan Rakyat

Jika disimak lirik lagu yang dinyanyikan para penyanyi dangdut menyiratkan kehidupan keseharian masyarakat yang begitu pelik. Dari cerita cinta mesra, isu poligami, ditinggal nikah, merantau, bahkan cerita ilmu pelet dan sebagainya, memang kerap diangkat untuk lirik lagu dangdut. Seperti lirik lagu Kawin Lagi, Ibu Tiri, Begadang, dan Jaran Goyang yang menyiratkan cerita hidup kebanyakan orang saat ini.

Hiburan Murah

Jangan pernah dibayangkan jika konser dangdut akan ditarik karcis dengan harga tinggi. Bahkan bisa jadi lebih banyak digratiskan oleh para pihak penyelenggara karena sudah dibiayai oleh sejumlah sponsor maupun donatur yang menyelanggarakan hajatan. Maka dengan digratiskannya pagelaran musik dangdut pasti masyarakat akan berbondong-bondong datang untuk menikmatinya. (Red.)